Kemendikbudristek Gelar Festival Permainan Tradisional di Bali untuk Menjaga Kesejahteraan Fisik dan Bersenang-senang Bersama
Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak 360 anak-anak di Provinsi Bali, terdiri dari 234 siswa SD, 90 siswa PAUD, dan 36 siswa SLB, untuk berpartisipasi dalam kompetisi olahraga di Festival Permainan Tradisional di Denpasar pada Selasa (6/6). Sepit-sepitan, Congklak, Engklek, Bola Bekel, Deduplak, dan Bakiak adalah enam permainan yang dipertandingkan di festival tersebut.
Muhammad Hasbi, direktur sekolah dasar, mengatakan Kampanye Sekolah Sehat, yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim pada Agustus 2022, berfokus pada menciptakan anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
Muhammad Hasbi mengatakan pada Festival Permainan Tradisional di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Bali, “Permainan tradisional perlu kita galakkan agar anak-anak antusias dan terbiasa melakukan aktivitas fisik. Ini menjadi salah satu fokus Kampanye Sekolah Sehat agar anak-anak antusias dan terbiasa melakukan aktivitas fisik.”
Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat Imunisasi adalah tiga fokus utama Kampanye Sekolah Sehat. Mendikburistek menyatakan pada peluncuran kampanye bahwa itu lebih dari sekadar program; itu adalah kolaborasi dari berbagai elemen, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, mitra swasta, dan organisasi nirlaba.
Hasbi menyatakan bahwa setiap orang yang terlibat dalam pendidikan, termasuk siswa, guru, kepala sekolah, tenaga clickbet88 slot kependidikan, orang tua, dinas pendidikan, dan masyarakat, dapat berpartisipasi dalam menyukseskan Kampanye Sekolah Sehat. Festival Permainan Tradisional adalah salah satu cara mereka dapat melakukannya.
Direktur Sekolah Dasar menyatakan, “Murid yang sehat dapat meningkat daya konsentrasinya dalam belajar. Stakeholder pendidikan yang sehat berpengaruh pada kinerja dalam membantu peningkatan kualitas pembelajaran.”
Menurut Hasbi, Festival Permainan Tradisional ini tidak hanya dapat menjaga kesehatan peserta didik tetapi juga dapat melestarikan budaya permainan rakyat yang saat ini hampir punah. Festival ini juga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan, kebersamaan, dan kebhinekaan di antara siswa.
Hasbi menjelaskan, “Indonesia sangat kaya dengan permainan dan olahraga tradisional. Namun, seiring berkembangnya teknologi yang juga menyajikan berbagai permainan dan hiburan berbasis digital, telah menjauhkan anak-anak dari permainan tradisional. Hal ini merupakan kondisi yang memprihatinkan, mengingat permainan dan olahraga tradisional selain bermanfaat sebagai aktivitas fisik, juga bermanfaat dalam pembentukan karakter peserta didik.”
Salah satu contohnya adalah permainan Sepit-sepitan, yang sangat dikenal di masyarakat Bali, di mana pemain harus memindahkan bola dengan capit kayu. Permainan ini mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, sportivitas, dan kerja keras.
Selain itu, Deduplak adalah permainan tradisional Bali yang dimasukkan ke dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2017. Dengan bermain permainan tradisional yang sangat sederhana ini, tujuan Anda adalah untuk membentuk dan membina watak Anda.